Ke Pakuwaja 2395 Mdpl karena Asoka Remadja
Sebuah pendakian gunung yang kami
lakukan di akhir bulan maret 2015. Saya, fadlan, ade dan syawal, kami berempat
berangkat menuju daerah dieng menggunakan motor dari daerah jalan kaliurang.
Menariknya, pendakian gunung kali ini
lebih dikarenakan seorang influencer traveller bernama Asoka Remadja.
pemandangan di sekitar jalur pendakian gunung pakuwaja |
Pada
tahun 2015 silam mungkin hingga sekarang abang ini banyak membius orang untuk
jalan-jalan dengan hastag andalannya #AkuJalanJalanLoh hingga mengajak banyak orang untuk lebih mencintai indonesia.
Karena abang ini adalah seorang
influencer di instagram, tentu banyak yang follow, begitu juga dengan kami.
Pernah sekali waktu, asoka remadja mengupload sebuah video diatas salah satu
gunung di daerah dieng.
Terdapat jawaban bahwa nama gunung yang ada di dalam
video itu adalah Pakuwaja. Maka, kami juga tertarik untuk mencoba main kesana.
Tidak menunggu lama untuk mengumpulkan
teman-teman yang ingin ikut ke pakuwaja, akhirnya kami berempat pergi kesana
menggunakan 2 motor dari kos di daerah jalan kaliurang. Sebelumnya kami membeli
bekal makanan untuk di perjalanan dan diatas gunung nanti.
Dari kami berempat, belum ada satupun
yang pernah naik gunung ini. Karena pakuwaja sendiri adalah gunung yang belum
cukup terkenal jika dibandingkan gunung prau yang berada tepat di sebelahnya.
Bermodal gps di hp menuju ke daerah
dieng, membuat perjalanan kami tidak begitu mulus. Sempat tersesat ke jalan di
daerah rumah warga. Motor yang terjebak lumpur dan sempat berhenti di
perjalanan karena hujan yang turun sangat deras.
Sesampainya kami disana, di basecamp
pendakian, perjalanan motor kami ternyata ditempuh kurang lebih 2-3 jam. Cukup
melelahkan.
Kami
sempat beristirahat sebentar di basecamp itu sebelum memulai pendakian.
basceamp pakuwojo |
Pendakian
dimulai dari jalanan aspal di salah satu jalan raya di dieng. Saya baru kali
ini naik gunung tapi awal perjalanannya dari jalan raya. Kondisi jalur
pendakian didominasi dengan lahan pertanian warga dieng.
Tidak begitu terlihat
seperti jalur pendakian gunung lainnya, maka jalur pendakian di gunung pakuwaja
ini cukup tertata walaupun masih sepi dari para pendaki.
Kami
berempat ditemani salah satu warga sana atau bisa disebut guide sampai setengah
perjalanan menuju puncak. Setengah perjalanan laginya kami melanjutkan sendiri.
Alasannya, karena pendakian gunung ini cukup sepi. Jadi, untuk orang yang baru
seperti kami, maka mendaki gunung pakuwaja haruslah dituntun arahnya.
Di
perjalanan memang betul kami tidak bertemu dengan pendaki lainnya. Baru
mendekati puncak kami bertemu dengan pendaki lainnya.
Kami sampai di puncak
hampir maghrib dari start di basecamp sekitar jam 4-an. Perjalanan yang bisa
dibilang cukup singkat hanya sekitar 1.5 jam.
Tak lupa kami yang amatir ini juga sempat meminta kopi
di tenda lain karena stok kami sendiri tidak mencukupi.
Malam
di gunung penuh bintang. Pertanda bahwa alam setuju dengan kami dan para
pendaki lainnya untuk menikmati malam di pakuwaja.
Asal-usul
nama Pakuwaja atau biasa disebut oleh warga sana adalah pakuwojo adalah gunung
yang terdapat batuan besar berbentuk seperti paku.
Konon katanya batuan besar
seperti paku tersebut adalah yang menyeimbangkan pulau jawa saat pulau jawa
tidak stabil di masa silam.
Bangun
hari besok paginya. Cuaca cerah mendukung. Kami segera mencari spot hanya
sekedar untuk menikmati sunrise pagi itu.
Tak lupa dengan kegiatan foto-foto
dengan sebuah go pro yang sudah disewa sebelumnya. Lalu kembali ke tenda,
menikmati cemilan sebelum akhirnya turun gunung.
![]() |
pemandangan di jalur pendakian dan kondisi tenda |
saya, ade, fadlan, syawal di puncak pakuwaja |
Saya
sendiri beranggapan bahwa gunung ini secara keseluruhan biasa saja dan tidak
ada yang spesial. Tapi, gunung pakuwaja ini tetap bisa direkomendasikan untuk
kamu yang ingin naik gunung dengan perjalanan yang tidak begitu lama hanya 1.5
jam saja.
Atau lebih baik kamu pilih gunung tipikal serupa seperti gunung andong
atau gunung prau yang dijamin lebih menarik dari gunung ini.
Setelah
turun gunung, kami beristirahat sebentar di basecamp kemudian kami lanjut
perjalanan lagi ke salah satu wisata dieng yaitu telaga warna. Sayang rasanya
jika sudah sampai dieng yang notabennya jauh dari jogja tidak mampir ke tempat
wisata khas dieng lainnya.
Telaga
warna merupakan tempat wisata yang sudah komersil. Terlihat dari tatanan
wisatanya yang sudah ada petugas dan tiket masuk. Sebenarnya wisata telaga ini
cukup banyak yang bisa dieksplor namun kami tidak banyak waktu karena harus
segera balik ke jogja atau kami akan kemalaman di perjalanan.
Di
perjalanan pulang, kami sempat diterjang hujan deras lagi. Tangan saya sempat
keram tidak bisa digerakkan saat mengendarai motor karena kedinginan dan
terpaksa berhenti mendadak di jalan di sekitar magelang.
Menunggu beberapa saat
sebelum melanjutkan perjalanan ke kos. Perjalanan pulang terasa begitu lama,
jauh dan kesannya tidak sampai-sampai. Saya berpikir, mungkin saat itu kami
salah pilih jalan, memilih jalan yang jauh.
Mungkin
itulah cerita di gunung pakuwaja yang biasa saja ini. Pada akhirnya mungkin
saya kasih sedikit saran buat kamu yang ingin kesana maka lebih baik atur waktu
dan logistik yang lebih baik.
Jika
perlu sewa mobil, rencanakan ke beberapa tempat wisata di dieng. Tentu lebih
menyenangkan, seru dan lebih banyak cerita. Rental mobil tidak buat kamu lebih
capek dibandingkan dari yang kami lakukan serta lebih bisa fleksibel dalam
beristirahat tentunya.
Selamat
jalan-jalan, semoga kita berpapasan.
0 Response to "Ke Pakuwaja 2395 Mdpl karena Asoka Remadja"
Post a Comment
Show your thoughts, let me know if you were here.