Tentang #2019GantiPresiden
Disini saya hanya ingin berbagi
pandangan Tentang tagar #2019GantiPresiden. Menyampaikan dari sudut pandang dalam
usaha yang paling bijak dan senetral mungkin untuk mencapai kebenaran serta
kebaikan pada akhirnya.
![]() |
tentang #2019gantipresiden. (sumber: pexels.com) |
Telah ramai di dunia maya tagar ini
diperbincangkan. Seolah ini adalah seuatu yang paling krusial saat ini. Banyak berita
hangat dan kontroversial yang beredar namun tak juga menenggelamkan tagar ini. Kembali
muncul ketika hanya redup untuk sesaat.
Tagar ini fenomenal. Sampai-sampai menjadi
pergerakan nyata yang awalnya dari dunia maya. Telah kita lihat bersama bahwa tagar
ini menjadi pemicu beberapa kejadian. Ada yang merasa di hakimi, terhakimi atau
hanya terganggu dalam konteks tidak ingin tahu.
Lebih jauh lagi, seharusnya kita menyadari
beberapa hal. Bahwa kejadian buruk dari tagar ini secara sadar atau tidak, telah
mengurangi akal sehat. Banyak kejadian yang cenderung melemahkan rasa
persatuan. Bukan hanya di berpusat di pulau Jawa, kini pergerakan ini merambah
ke daerah-daerah lainnya.
Dari semrawut kejadian yang ada akibat
dari tagar ini, berikut ini ada beberapa pandangan dari saya tentang #2019GantiPresiden.
Netral
Belum tahunnya politik. Ini masih tahun
2018, tapi secara praktik pesta politik sendiri sudah dimulai.
Masyarakat sepertinya
sudah sangat jelas sekali dalam menentukan pilihan. Menjagokan paslonnya
masing-masing. Tak mau ketinggalan.
Namun, yang ingin saya sampaikan bahwa saya
sendiri sebenarnya belum tahu paslon mana yang harus dipilih. Lebih tepatnya,
jika sudah ada pilihan pun, maka lebih baik dirahasiakan.
Sebagai manusia
dewasa yang sudah sadar akan pentingnya politik bagi kehidupan, tentu golput
bukan pilihan yang tepat. Sedari awal saya melihat pergerakan ini, sampai
sekarang saya berusaha untuk bersikap senetral mungkin.
Setiap kita pasti mati
Terlepas dari beberapa kejadian
dikarenakan tagar #2019GantiPresiden. Perlu dan sangat penting untuk disadari
bahwa setiap manusia pasti mati.
Jangan seolah-olah dengan memenangkan salah
satu paslon, mengeluarkan seluruh upaya, terlebih itu tidak sesuai aturan, maka
ada baiknya kita sadar sejak awal mengenai poin bahwa setiap kita pasti mati.
Melakukan
perbuatan jahat dan merendahkan orang lain karena hanya beda pandangan politik,
itu sangat rendah. Perjalanan hidup mungkin masih panjang, jangan mengorbankan
semuanya demi sesuatu yang sesaat. Orang yang kamu anggap baik bisa masih
berubah di dunia ini.
Begitu sebaliknya. Terlebih praktik politik di negeri
ini. Hal itu sudah menjadi kejadian yang bukan rahasia umum lagi.
Pakai perasaan
Pernah dengar berita buruk terkait
tagar ini? Ada perempuan yang diperlakukan secara kasar, ada oknum-oknum
tertentu yang tidak segan berbicara dan bertindak tidak sopan dan ada yang
sibuk memprovokasi.
Semua merasa paling benar. Belum sampai meletakkan fenomena
ini ke hukum agama, maka coba pakai perasaan dulu sebagai manusia. Fitrahnya,
tindakan yang tidak baik itu bukanlah bawaan asli manusia.
Mudahnya, bayangkan
saja jika orang yang disakiti tersebut adalah orang-orang yang kamu cintai. Tentu
manusia waras akan tahu bahwa hal itu hanya penguasaan nafsu jahat sesaat.
Saling menjudge
Menjelang tahun politik di 2019, sudah
diketahui bersama bahwa hanya akan ada dua kubu yang terbentuk. Kedua pihak
tentu berusaha memenangkan jagoannya.
Tapi, yang sangat disayangkan adalah
oknum yang bertindak dan menilai oknum lainnya untuk saling menjatuhkan,
mengalahkan, demi paslon jagoannya.
Saya rasa lebih bijak untuk memparadekan kebaikan
paslon daripada menunjukkan keburukan paslon lawan. Bersikap lembut dan menghargai
salah satu hal yang dianjurkan.
Tak layak berpolitik dengan saling menjudge
yang tidak baik, apalagi merasa paling benar. Cobalah telaah lagi dalam
bersikap, makna hidup ini lebih jauh lagi, bukan hanya sebatas tagar sesaat
ini.
Keadilan
Dari beberapa kejadian akibat dari
tagar ini, saya berpendapat ada keadilan yang tidak diterapkan. Kita tahu negeri
ini masih berdiri dan bersatu serta punya pemimpin.
Tapi, apa merasa kita
memiliki hal itu? Cenderung hal itu sekarang mulai melemah. Ada yang berusaha
menciptakan keriuhan yang cenderung tidak damai.
Di sisi lain, ada yang melawannya
dengan tindakan yang tidak harmonis. Sekali lagi, saya netral tapi saya ingin
menyampaikan bahwa seperti ada sesuatu yang dibiarkan. Keadilan dan ketidakadilan,
rasanya masih abu-abu terkait tagar ini.
Reaksi lanjutan
Kejadian-kejadian yang ada terkait
tagar #2019GantiPresiden menyebabkan reaksi yang bermacam-macam. Yang merasa
dikalahkan di suatu waktu, akan ada saatnya membalas di lain waktu.
Yang ditakutkan
adalah reaksi lanjutan dari kejadian yang telah lalu. Manusia tempat penuh salah
tapi bukan berarti kita tidak bisa baik setelah kejadian ini.
Hidup tidak sepenuhnya
totalitas pada hal sebatas tagar. Lebih jauh, ini hanyalah salah satu fenomena
kecil di dunia.
Penggiringan opini
Proses pemilihan pemimpin saat ini yang
di kuasai dua paslon, tentu sangat sengit. Dalam elitnya, bermain opini adalah
semacam sesuatu yang tidak bisa dikuasai semua orang.
Yang dibawah bisa saja terbaca
pergerakannya karena arahan yang di atas. Yang di atas biasanya melakukan pergerakan
yang lebih halus. Jahatnya, terkadang proses beropini ini lebih mengerikan dari
tindakan bawahan yang bertindak kasar tadi.
Semua demi kepentingan di lain
waktu, bukan kebaikan dan kebenaran. Tak menutup kemungkinan, opini-opini
tercipta hanya demi memenangkan salah satu pihak dan beradu di tingkat elitnya.
Kesimpulan
Pada akhirnya, marilah kita sadar diri
dan berusaha sebaik mungkin terus memperbaiki diri dalam menyikapi setiap kejadian.
Dalam hal ini tagar #2019GantiPresiden, menurut saya ada hal-hal yang harus
kita sadari sejak awal.
- bukan memperjuangkan manusia
Gambaran yang beredar saat ini, ada
oknum yang bergerak hanya untuk memenangkan atau memperjuangkan manusia. Tak lupa
pula, banyak kekecewaan karena salah satu yang pemimpin digadangkan sebagai jalan
terbaik, telah menentukan sikap yang tidak sesuai harapan mayoritas umat.
Itu bukti
bahwa jika berharap kepada manusia, tentu kecewa pada akhirnya. Jika berpolitik
dalam menentukan pemimpin adalah konteks memenangkan manusia saja, maka bersiaplah
kecewa karena manusia berubah.
Yang bijak tentu tahu, bahwa hikmah cerita
sejarah dari kebaikan manusia yang telah lalu adalah lebih utama dibandingkan
manusia yang masih hidup.
Belum bisa dipastikan manusia yang masih hidup akan
terus menjadi jahat atau menjadi baik karena takdir tidak ada yang tahu karena
manusia bisa cenderung berubah.
- merasa paling benar
Kata paling itu sendiri sepertinya belum
layak untuk manusia karena akan selalu ada yang lebih dan lebih lagi.
Apalagi merasa
paling benar, tentu kebaikan akan sulit dicapai. Jangan hanya proses yang
sebentar ini, nafsu jahat merasa paling benar menjadi jalan kita menuju murtad
dari kebaikan.
- kebenaran dan kebaikan, perjuangan sebenarnya
Terlepas dari kekeliruan dalam bersikap
mengenai tagar ini, maka kita harus sadar sedini mungkin dan berpegang teguh seterusnya
bahwa kebenaran dan kebaikanlah yang patut diperjuangkan. Karena ini lebih
utama dan tak ada sesuatu pun yang bisa menyangkalnya.
Kembali lagi pada
kenyataan bahwa manusia bisa berubah, sistem bisa berubah, maka kebenaran dan
kebaikan menjadi hal yang selalu mengimbangi kekurangan-kekurangan yang ada.
- kritik ide
Lalu, bagaimana sebenarnya kita harus
bersikap? Maka jawabannya adalah kritik idenya. Manusia tempat salah dan dosa,
maka wajar jika khilaf.
Bukan memperkeruh kejadian dengan menjatuhkan orangnya
tapi cobalah kritik ide dan beri solusi untuk siapapun yang berdiri di kursi
pemimpin. Itu lebih bijak dan lebih utama saya rasa.
- tidak terprovokasi
Kita sebagai manusia merdeka dan masih
memiliki akal sehat, maka janganlah terprovokasi.
Yang dewasa sudah harus bisa
menilai, lebih-lebih terpelajar. Kembali ke poin kritik ide yang ada karena
pemikiran, maka hal itu menjadi fokus utama. Tidak ikut kata manusia lainnya
yang berusaha memprovokasi.
- pentingnya persaudaraan
Terlepas dari politik, maka kita semua
tentu saudara. Umat tahu bahwa semua kita berasal dari keturunan adam dan hawa
atau keyakinan lainnya pun saya rasa sependapat.
Satu darah tentunya saling
bersaudara. Hidup terus berlanjut dan insya allah masih panjang dan berkualitas,
maka menjaga persaudaraan diatas kepentingan dan kejadian politik sesaat adalah
pilihan yang baik.
- pakai hati
Ketika semua hal terasa tidak jelas,
maka ingatlah bahwa fitrah kita sebagai manusia mempunyai hati yang baik. Yang merasa
hatinya masih buruk, segera memperbaiki.
Usaha memperbaiki hati dari hari ke
harinya adalah hal wajib yang setiap orang harus lakukan. Hati yang terjaga
akan lebih cenderung melihat suatu persoalan lebih bijak.
- perdamaian
Kata perdamaian telah digunakan dalam
setiap ajaran dan menjadi fokus utama di dunia maupun di akhirat kelak. Siapapun
pemimpinnya, maka perdamaian adalah kunci kehidupan yang bisa dinikmati.
Begitu
rendah kualitas diri jika karena tagar #2019GantiPresiden, perdamaian di tengah
kita tidak bisa tercipta. Mempunyai pilihan adalah hal wajib dan boleh-boleh
saja, tetapi meletakkan perdamaian setelah itu adalah fokus bersama.
*Silahkan
berbagi pandangan dan diskusi yang baik di kolom komentar. Maaf jika ada salah
kata.
betul sekali mas lutfi kayaknya lebih elok kalo kita sebagai masyarakat bisa berfikir lebih jernih, dan berfikir panjang, karena pada dasarnya tatanan masyarakat di lapisan bawah pada akhirnya hanya akan ter adu domba namun sebenarnya belum tentu mereka akan mendapatkan keuntungan dare serentetan euforia politik tersebut.
ReplyDeletehehe iya mas, sudah seharusnya masyarakat lebih sadar diri dan lebih bijak dalam bersikap
Deleteiya mas siapapun pemimpin kita tetap harus menjunjung tinggi perdamaian dan saling menghormati pendapat satu sama lain
ReplyDeleteiya mas itu wajib buat respect satu sama lain di tengah perbedaan pilihan. jgn mudah terprovokasi.
DeleteSiapapun presidennya yang penting tetap akur dan damai,,,jangan sampai moment yang seperti ini dimanfaatkan orang tidak bertanggung jawab untuk suatu kepentingan
ReplyDeletebetul pak eko.
Deleteseharusnya pesta politik menjadi momen persatuan bukan ribut2 yg tidak damai.
siapapun presidennya, asal Indonesia jadi Baik.... SIAPA KITAAAA
ReplyDelete...INDONESIA! (y)
Delete